Senin, 30 Maret 2015

Pengertian ,Jenis - jenis ,Istilah - istilah , Tujuan Perawatan dan Perbaikan

Pengertian ,Jenis - jenis ,Istilah - istilah , Tujuan ,Perawatan dan Perbaikan

Pengertian dan Tujuan Perawatan
a.  Pengertian Perawatan
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan.
Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/kondisi yang disepakati.
Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan yang dilakukan secara rutin/terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap pakai.

Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu :
1) Perawatan berencana
2) Perawatan darurat

Beberapa istilah tentang perawatan, antara lain :
1.Perawatan pencegahan (preventive)
Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan untuk mencegah terjadinya kerusakan.
2.Perawatan dengan cara perbaikan (corrective)
Perawatan yang dilakukan dengan cara memperbaiki dari peralatan (mengganti, menyetel) untuk memenuhi kondisi standard peralatan tersebut.
3.Perawatan jalan (running)
Perawatan yang dilakukan selama peralatan dipakai
4.Perawatan dalam keadaan berhenti (shut-down)
Perawatan yang dilakukan pada saat peralatan tidak sedang dipakai.

b. Tujuan Perawatan
Tujuan perawatan antara lain :
1. Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
2. Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
3. Untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya peralatan
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan

1.2.  Jenis Perawatan Peralatan
Dalam prakteknya perawatan peralatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pra perawatan dan perawatan pencegahan.
a. Perawatan sebelum dioperasikan (pra-perawatan)
Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin peralatan agar dapat beroperasi dengan efektif.  Untuk memudahkan pengecekan maka dibuat rencana perawatannya.
Perawatan dapat berupa jadwal pembersihan, penggantian pelumasan dan uji coba peralatan tanpa beban.

Peralatan yang baru dihidupkan hendaknya tidak langsung dibebani.Peralatan dibiarkan hidup beberapa menit, sementara itu diadakan itudiadakan pengecekan pada bagian-bagian tertentu. Apabila tidak adakelainan, barulah peralatan dapat dibebani sedikit demi sedikit sampaipada beban yang diharapkan.

b. Perawatan Pencegahan.
Telah disebutkan di depan bahwa perawatan pencegahan bertujuan untukmencegah terjadinya kerusakan yang  lebih serius. Tentu saja tidak semata-mata mencegah terjadinya kerusakan, tetapi perawatan pencegahan ini justru merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap pakai.

Perawatan pencegahan ini meliputi :

1).Perawatan harian
Maksudnya ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap/selama peralatan dioperasikan. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan oleh pemakai peralatan.

Macam-macam kegiatan perawatan harian :
a).Selama peralatan bekerja maka pemakai harus selalu
memeriksa/mengganti situasi kerjanya, bahkan sejak peralatan mulai bekerja.
Cara memeriksa/mengamati yaitu dengan cara :
-barangkali ada sesuatu yang kelihatan tidak semestinya.
-Rasa, maksudnya selama mesin bekerja perlu dirasakan barangkali ada getaran suhu meningkat, bau yang aneh dan sebagainya.
-Dengar, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan barangkali ada suara-suara asing yang menandakan kelainan.

b). Pencegahan Beban Lebih
Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak melebihi kapasitas/kemampuan yang termasuk beban lebih.
Misalnya : Putaran peralatan terlalu tinggi,  muatan terlalu berat,suhu terlalu tinggi, dan sebagainya.

c). Pelumasan
Semua peralatan yang berputar atau bergerak bergesekan perlu diberi pelumasan. pelumasan ini berfungsi untuk mengurangi gesekan, mencegah keausan dan berfungsi mendinginkan.
Untuk pelumasan perlu dipilih bahan pelumas yang cocok dengan komponen yang dilumas.

d)   Pendinginan.
Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak memerlukan pendinginan, dengan pendinginan berarti suhuterkendali hingga laju kerusakan terkendali pula.

e)  Pencegahan Korosi.
Pada umumnya peralatan yang bagian-bagiannya terbuat darilogam/baja ada kecenderungan berkarat (korosi). Proses korosi akan terjadi bila logam bereaksi dengan oksigen, air ataubermacam-macam asam. Korosi sangat merugikan karena cepat merusak peralatan. Oleh sebab itu korosi harus dicegah.

Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara :
1.Kebersihan, yaitu menjaga peralatan tetap bersih selaludibersihkan sehabis dipakai.
2.Melindungi logam agar tidak terkena zat-zat penyebab korosantara lain dengan mengolesi oli, mengecat, melapisi dengan anti karat.

2). Perawatan Berkala
Maksudnya ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkalasesuai dengan jadwal yang diprogramkan.
Macam-macam kegiatan perawatan berkala antara lain :
1.Pemeriksaan secara periodik
Maksudnya ialah memeriksa  peralatan terhadap bagian-bagiannya untuk diadakan perawatan pencegahan. Pemeriksaan dapat dilakukan bulan, 6 bulanan atau tahunan.
2.Penyetelan bagian-bagian/komponen.
Selama peralatan beroperasi, dimungkinkan komponen-komponen berubah posisi karena adanya getaran, perubahan suhu, keausan dan sebagainya, sehingga baut-baut kendor atau posisi komponen bergeser. Untuk itu perlu distel kembali agar kembali seperti semula.
3.Penggantian komponen
Dari hasil inspeksi, mungkin ditemukan ada komponen-komponen yang perlu diganti karena aus, patah atau bengkok hingga tak dapat berfungsi dengan baik. Untuk itu perlu penggantian komponen.

Dalam melaksanakan perawatan berkala ini, harus bekerja berdasarkan petunjuk perawatan.
a. Alat/Bahan Keperluan Perawatan dan Perbaikan
Jenis maupun jumlah alat/bahan yang diperlukan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan sangat tergantung pada jenis peralatan yang memerlukan perawatan dan perbaikan.
Misalnya diperlukan sejumlah kunci pas atau ring dari bermacam-macam ukuran, atau obeng dari bermacam jenis dan ukuran atau pelumas dari jenis tertentu.

Jenis alat-alat untuk keperluan perawatan dan perbaikan peralatan rumah tangga antara lain :
1.Alat-alat tangan seperti : palu plastik, tang, obeng, kunci pas, kunci ring, pisau, solder, kwas dan sebagainya
2.Alat-alat ukur dan tester seperti multimeter, megger, tang amper, tespen dan lainnya-lainnya.
3.Power supply AC/DC untuk pengetesan.

Sedangkan bahan-bahan keperluan perawatan dan perbaikan antara lain:
1.Bahan pembersih seperti :detergen, karosen, tinner, alkohol, dan sebagainya
2.Bahan pelumas seperti : oli dan grease (gemuk)
3.Bahan pencegah korosi seperti : lak, cat, dll
4.Bahan suku cadang, mulai dari peralatan  penunjang sampai dengan suku cadang peralatan utama seperti : mur, baut, self-tapping, selongsong asbes, kabel, zekering dan sebagainya.

1.4.  Diagnosa Gangguan
Yang dimaksud dengan diagnosa untuk mencari kerusakan ialah menganalisis  peralatan dalam keadaan rusak ataupun mengalami gangguan untuk diketahui pada bagian mana terjadinya kerusakan dan apa penyebabnya. Keahlian dan pengalaman mendiagnosa, memungkinkan dapat menemukan kesalahan/ kerusakan dengan cepat dan tepat.
Agar hasil diagnosa dan pencarian kesalahan dapat lebih cepat dan tepat,
diperlukan pula pengetahuan tentang peralatan yang didiagnosa, antara lain :
1.Cara kerja peralatan
2.Petunjuk pengoperasian peralatan (operation manual)
3.Petunjuk perawatan (maintenance manual)

Langkah-langkah mendiagnosa gangguan pada peralatan :
1. Periksa peralatan secara fisik
2. Periksa rangkaian/hubungan kelistrikan mulai dari sumber masukan sampai kebagian yang memungkinkan untuk diperiksa
3. Periksa komponen-komponen mekanik yang bergerak secara teliti
4. Hidupkan peralatan secara berurutan sesuai dengan langkah kerjanya
5. Perhatikan dan catat setiap kelaianan dari peralatan
6. Lihat catatan dari data peralatan tentang kerusakan dan langkah perbaikan yang pernah dilakukan (bila ada)
7. Analisa dan tentukan langkah perbaikannya agar tepat.

Pengertian , Jenis-jenis , Bagian-bagian, Prinsip Kerja Seterika

Pengertian , Jenis-jenis , Bagian-bagian , Prinsip Kerja Seterika

Seterika Listrik
Seterika listrik adalah peralatan listrik rumah tangga yang digolongkan dalam peralatan pemanas berdaya rendah.
Jenis dari seterika listrik antara lain :
a. Seterika listrik jinjing (portable)
1.Tanpa pengatur panas
2.Dengan pengatur panas (otomatis)
3.Dengan uap air
b. Seterika listrik besar
1.Roll iron
2.Pres iron
Pada umumnya seterika listrik partable banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga,sedangkan seterika listrik yang besar seperti roll iron dan press iron banyak dipakai di hotel-hotel , di rumah sakit dan binatu.
Prinsip kerja seterika listrik adalah mengubah energi listrik menjadi enerji panas melalui elemen pemanas dimana panas yang dihasilkan dikumpulkan oleh besi pengumpul panas yang kemudian melalui gosokan diteruskan pada objek yang akan diseterika.
1.  Konstruksi
Bagian-bagian utama dari seterika listrik terdiri dari :
a.Elemen panas
b.Besi pengumpul panas
c.Besi pemberat
d.Tutup dan pemegang seterika
e.Terminal dan kabel penghubung
f.Pengatur panas (untuk seterika otomatis)
g.Pompa air (untuk seterika dengan uap air)

1.1. Elemen Panas
Sebagai sumber panas seterika listrik digunakan elemen pemanas berupa kawat nikelin berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk sedemikian rupa sesuai bentuk alas seterika, sehingga panasnya dapat tersebar merata. Elemen pemanas ini terisolasi terhadap badan seterika.
Pada seterika listrik model yang lain, kawat nikelin digulung menyerupai bentuk spiral dan dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindung.
Agar arus listrik tidak mengalir kebadan seterika, antara spiral nikelin dengan pipa disekat/diisolasi dengan bahan oksida magnesium. Pada seterika model yang lama, spiral nikelin diberi selongsong dari bahan keramik/batu tahan api sebagai pelindung dan sekaligus sebagai isolator.

Gambar 2 – 1, menunjukkan contoh salah satu jenis elemen panas.
Gambar 2 – 1, menunjukkan contoh salah satu jenis elemen panas.
 
                       Gambar 2-1  Elemen pemanas

1.2. Besi Pengumpul Panas
Besi pengumpul panas atau yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari seterika, berbentuk plate yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket, dan bagian ini harus selalu bersih karena langsung dengan objek yang diseterika (pakaian).
gambar 2-2. Besi pengumpul panas
Gambar 2-2. Besi pengumpul panas

1.3. Besi Pemberat
Pada seterika yang lama, dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya rata-rata seterika listrik 350 watt, sedang objek/bahan yang diseterika kebanyakan dari jenis katun, yang pelicinannya memerlukan tekanan yang cukup kuat.
Seterika listrik model yang lebih baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat, dengan alasan bahwa objek/bahan yang diseterika sudah banyak bahan dari jenis sintetis dan lebih lembut.


1.4. Tutup dan pemegang seterika
 
Tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang dialiri arus listrik terhadap sentuhan pemakaiannya, dan juga berfungsi agar panas tidak menyebar langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya dari bahan yang tidak mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik. Untuk itu bagian ini biasanya terbuat dari kayu, ebonit atau karat.

1.5. Terminal dan Kabel penghubung

Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan sumber tegangan dari kotak-kontak dinding, melalui kabel penghubung.
Beberapa model seterika listrik menggunakan terminal yang merupakan tempat persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak (stiker) dengan kabel penghubung luar yang disambung pada kontra steker, sehingga pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan terpisah dari seterikanya.
Gambar 1-3 menunjukkan bagian-bagian dari seterika pada umumnya.

Gambar 2-3.  Bagian-bagian seterika listrik
 

1.6. Pengatur Panas
Seterika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen tambahan berupa termostat yang tersusun dari bahan bi metal yaitu lempengan dua logam yang berbeda koefisien muai panjangnya, disatukan menjadi satu lempengan. Apabila lempengan logam ini terkena panas, maka salah satu jenisnya akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok, yang arah bengkoknya ini kemudian dimanfaatkan untuk melepas/menghubungkan kontak, jadi bila panas berlebihan kontak
memutus sehingga elemen pemanas tidak lagi dialiri arus listrik, tapi bila panasnya mulai rendah lagi kontak akan menghubung kembali dan arus listrik kembali mengali melalui elemen pemanas. Dengan demikian kondisi panas seterika dapat dipertahankan pada panas tertentu sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol pengatur panas.

1.7. Pompa Air
Pada seterika yang menggunakan uap air mempunyai tabung air dan dilengkapi dengan pompa air.Pompa air ini berfungsi untuk menyemprotkan air pada objek yang diseterika, terutama pada bahan yang tebal/katun, guna mendapatkan hasil seterika yang baik dan rapi.

2. Perawatan seterika listrik
Perawatan rutin kepada seterika listrik relatif ringan, sesuai dengan fungsinya bagian yang perlu diperhatikan adalah alat seterika yang harus selalu terjaga kebersihannya. Biasanya jika selesai digunakan untuk menyeterika pakaian yang jenis kainnya mudah terbakar dan mengandung bahan sintetis, bulu-bulu kain terbakar dan arangnya menempel berupa kerak pada alas seterika.
Pembersihannya dilakukan dengan lap yang sudah dibasahi dengan bensin/thiner. Jika sudah terlampau keras dan tebal dibersihkan dengan pisau atau sekrap tipis.
Bagian lain yang harus dipelihara adalah kabel penghubung, terminal dan tusuk kontak. Secara visual sebaiknya selalu diperiksa apakah isolasi kabel masih baik, terminal hubung dari tusuk kontak apakah masih baik kondisinya.

Bagian-bagian seterika yang mudah rusak.

2.1 Elemen Panas
Kerusakan pemanas bila terjadi karena pemakaian yang berlebihan, misalnya pada seterika tanpa pengatur panas. Atau termostat rusak, sehingga fungsi kontrolnya tidak bekerja  Ada kemungkinan juga salah pemakaian tegangan, terutama seterika baru. Kawat elemen rusak atau putus, isolasi elemen rusak, sehingga terjadi hubung singkat ke badan seterika.

2.2 Kabel Penghubung
Kerusakan kabel penghubung terjadi karena :
a.Salah satu kawat atau keduanya putus akibat sering terpuntir waktu
digunakan atau terlipat-lipat pada saat menyimpannya.
b.Kabel terlalu kecil sehingga menjadi terlalu panas saat digunakan. Isolasi
mudah rusak sehingga mudah mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
c.Kabel sudah tua.

2.3 Terminal dan tusuk kontak hubung.
Kerusakan terminal hubung kabel baik yang dapat dilepas atau yang tidak terjadi karena kontak yang melonggar, sehingga saat hubung-lepas menimbulkan bunga api dan meninggalkan arang. Juga karena panas yang berlebihan atau porselin tusuk kontak hubung pecah, pegas penjepit hangus atau merenggang.

2.4 Termostat
Kerusakan termostat terjadi akibat pemakai tidak mematuhi petunjuk pengaturan pemakaiannya. Atau seterika pernah/sering jatuh, sehingga mengubah susunan mekanis dari termostat.

Bagian-bagian seterika yang lengkap ditunjukkan pada gambar 2– 4.
    
Gambar 2 – 4     Bagian-bagian Seterika listrik

Jumat, 27 Maret 2015

Alat Utama Perawatan dan Perbaikan Sistem Pendingin

Alat-alat Untuk Perawatan dan Perbaikan Pada Sistem Pendingin

Memperbaiki mesin pendingin tanpa alat-alat yang baik dan lengkap adalah sangat berbahaya dan tidak dibenarkan. Memakai alat yang baik dan tepat selain menghemat waktu juga pekerjaan akan lebih terjamin, memuaskan dan menguntungkan kedua belah pihak.
Alat-alat yang penting di antaranya :

Tubing Cutter ( Pemotong Pipa )

Tubing Cutter ( Pemotong Pipa )
Tubing Cutter ( Pemotong Pipa )

Untuk memotong pipa tembaga lunak dari 1/8 s/d 1,1/8. Pemotong pipa mempunyai sebuah pisau yang bulat dan tajam. Pisau tersebut dapat diputar pada porosnya, pada sisi yang lain dilengkapi dengan dua buah roda untuk menahan/memegang pyang akan dipotong. Roda tersebut akan dapat ikut berputar

Contoh pemotongan pipa :

Tubing Cutter ( Pemotong Pipa ) 2
Memakai pemotong pipa harus sangat hati-hati. Pemotongan pipa diputar melingkari pipa sambil pisaunya ditekankan sedikit demi sedikit. Jika kita memotong pipa dengan pemotong pipa, pada bagian dalam pipa dan luar pipa akan terjadi lekukan kedalam, sehingga diameter pipa akan mengecil. Lekukan ke dalam pada bagian luar pipa tidak perlu diluruskan, hal tersebut dapat memudahkan pipa dimasukkan ke dalam ujung pipa yang telah dibesarkan (swage)

Reamer

Reamer untuk membersihkan/meratakan ujung pipa bagian luar dan dalam

Pisau pada reamer dibuat dari baja yang dikeraskan . Pipa tembaga setelah dipotong ujungnya tidak rata pada bagian dalam maupun pada bagian luarnya, harus diratakan dengan reamer. Pekerjaan membersihkan ujung pipa yang telah dipotong sangat penting sebelum pipa dikembangkan atau dibesarkan. Membersikan dengan reamer jangan terlalu banyak sampai ujung pipa menjadi tipis, pada waktu dikembangkan atau dibesarkan ujung pipa tersebut akan pecah

Flaring tool ( Pengembang pipa )


Untuk membuat flare ( megembangkan ) ujung pipa agar dapat disambung dengan flare fitting(sambungan – sambungan pipa yang berulir).Flaring tool terdiri dari 2 buah bars (blocks) yang disatukan dengan baut dan mur kupu-kupu (wing nut).

Kedua bars ini diberi lubang beracam-macam ukuran pipa yang dapat diselipan dari 3/16 inc s/d 5/8 inc.
Sebuah jole yg terdir dari kaki-kaki yg dapat diselipkan pada bars yg mempunyai sebuah baut pada bagian atasnya denganbatang yang dapat diputar,sedangkan pada ujung lain pada bagian bawah diberi flare cone yang membentuk kerucut dengan sudut 45 derajat untuk menekan dan mengembangkam pipa.

Swaging tool ( Pembesar pipa )


Untuk memperbesar ujung pipa,agar 2 pipa yang sama diameternya dapat disambung. Panjang sambungan untuktiap-tiap pipa berbeda, pada umumnya diambil panjang diameter luar, dari pipa yang aka disambung. Screw type swaging tool memakainya dengan diputar, hampir sama degan flaring tool, hanya disini flarecone

Pich-Off  Tool  ( Alat Pembuntu Pipa )


Pich -Off Tool (Alat Pembuntu Pipa) untuk membuntukan pipa tembaga sampai tidak bocor, tetapi jangan sampai rusak atau patah. Pembuntu pipa dibuat oleh beberapa pabrik dengan bermacam-macam model, bentuk dan sifat Bentuknya seperti tang yang penjepitnya berbentuk
setengah bulatan memanjang, maka bekas jepitannya pada kedua sisi atas dan bawah pipa sama. Sangat praktis dan mudah dipakai untuk membuntukan pipa kapiler dan pipa tembaga sampai ½ inc. Setelah pipa dijepit sampai tidak bocor, pembuntu pipa tersebut akan terus menjepit dan melekat pada pipa. Setelah pekerjaan selesai dan tidak diperlukan lagi, barulah tang penjepit tersebut dilepas

Direncanakan untuk membuntukan sementara, setelah itu pipa dapat dibulatkan kembali. Pipa
dijepit seperti pada flaring tool yang kekerasan jepitnya dapat diatur dengan memutar mur kupu-kupu sampai tidak bocor. Alat tersebut juga dilengkapi lubang-lubang untuk membuka dan membulatkan kembali pipa yang gepeng.Dapat dipakai untuk pipa tembaga ukuran :¼, 5/16, 3/8 dan ½ inc.



Pipa ditekan sampai menjadi satu. Dari bawah berbentuk dua garis melintang dan dari atas di
antara ke dua garis tersebut terdapat bulatan . Hasil jepitannya sangat kuat . Setelah dibuntukan pipa tidak dapat dibuntukan kembali. Dapat dipakai untuk membuntukan pipa kapiler dan ppa tembaga sampai dengan 3/8 inc.

Tube Bender ( Pembengkok Pipa )


Untuk satu ukuran pipa

Untuk tiga macam satu ukuran pipa
Pembengkok pipa dengan rol dan tuas. Bentuknya ringan, tetapi kuat dan sangat mudah
dipakai. Untuk membengkok pipa dengan radius tertentu sesuai dengan diameter dari rol. Dapat membengkok pipa tepat pada tempatnya. Alat pembengkok pipa hanya untuk membengkokkan satu macam pipa saja. Alat tersebut sangat kuat, hasil bengkokannya juga sangat baik. Dapat untuk membengkokan pipa dari 0 – 180 derajat

Torch ( Kompor ) atau Brander



Untuk menyambung atau melepas sambungan pipa. Brander tersebut dapat dengan elpiji,
camping gas, kompor minyak, juga dapat memeakai gaskarbit (acetelene) dengan zat asam atau gas elpiji

Amper Tang



Tang Amper digunakan untuk mengukur besarnya arus, tegangan dan tahanan pada aliran listrik bolak balik ( AC ) sengan batas-batas :
0 – 10 amper dan 0 – 50 amper
0 – 150 volt    dan 0 – 300 volt
0 – 2000 ohm

Thermometer saku


Untuk mengukur suhu udara pada aliran udara yang keluar dari evaporator Sebaiknya yang mempunyai batas-batas 0 s/d 220 derajat F atau 15 s/d 100 derajat C berbentuk kecil dan mudah
disimpan dalam saku

Dental Mirror ( Cermin )



Untuk memeriksa hasil pengelasan atau mencari kebocoran pada tempat yang sukar dilihat. Pada pemegangnya ada juga yang diberi lampu batrrai sehingga kita dapat memeriksa tempat-tempat yang gelap.(by : sikil-rayapen.blogspot.com)

Senin, 16 Maret 2015

Pengertian Dioda Zener Fungsi Dioda Zener Prinsip Kerja Dioda Zener

Dioda Zener
Pengertian Dioda Zener , Fungsi Dioda Zener, Prinsip Kerja Dioda Zener

Pengertian Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas tegangan operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), diode ini akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk diode silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis diode yang dipakai.
Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa, kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi, disebut tegangan Zener. Sebuah diode Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan Zener. Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga diode Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, untuk menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5% dan 10%.
Efek ini ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener.
Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam diode silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif.
Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat diode-diode yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur yang sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur muncul dengan singkat pula. Sebuah diode untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah diode 12 Volt.
Semua diode di pasaran dijual dengan tanda tulisan atau kode voltase operasinya ditulis dipermukaan kristal diode , biasanya dijual dinamakan diode Zener.
Pemakaian
Dioda Zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara parallel dengan sebuah sumber tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga mencatu-balik, sebuah diode Zener akan bertingkah seperti sebuah kortsleting (hubungan singkat) saat tegangan mencapai tegangan tembus diode tersebut. Hasilnya, tegangan akan dibatasi sampai ke sebuah angka yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sebuah diode Zener juga digunakan seperti ini sebagai regulator tegangan shunt (shunt berarti sambungan parallel, dan regulator tegangan sebagai sebuah kelas sirkuit yang memberikan sumber tegangan tetap.

sumber:id.wikipedia.org/wiki/Dioda_Zener

Prinsip Kerja Dioda Zener

Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang memiliki sisi exsklusif pada daerah breakdownnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai stabilizer atau pembatas tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda pada umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang berbeda. Kurva karakteristik dioda zener juga sama seperti dioda pada umumnya, namun pada daerah breakdown dimana pada saat bias mundur mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik dengan cepat seperti pada gambar karakteristik dioda zener dibawah. Daerah breakdown inilah yang menjadi referensi untuk penerapan dari dioda zener. Sedangkan pada dioda biasa daerah breakdown meru[pakan daerah kritis yang harus dihindari dan tidak diperbolehkan pemberian tegangan mundur sampai pada daerah breakdown, karena bisa merusak dioda biasa. Gambar Kurva karakteristik Dioda Zener dasar teori dioda zener,teori zener,karakteristik zener,defini dioda zener,sioda zener,fungsi dioda zener,daerah breakdown zener,tegangan zener,rumus zener,rangkaian dasar stabilizer tegangan,rangkaian dasar zener,pembatas tegangan,arus maksimum zener,pengertian zener Titik breakdown dari suatu dioda zener dapat dikontrol dengan memvariasi konsentrasi doping. Konsentrasi doping yang tinggi, akan meningkatkan jumlah pengotoran sehingga tegangan zenernya (Vz) akan kecil. Demikian juga sebaliknya, dengan konsentrasi doping yang rendah diperoleh Vz yang tinggi. Pada umumnya dioda zener dipasaran tersedia mulai dari Vz 1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari ¼ hingga 50 W. Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai regulator atau stabilizer tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan dioda zener dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini dapat berfungsi dengan baik sebagai stabilizer tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu dengan memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari tegangan dioda zener (Vz). Rangkaian Dasar Stabilizer Dengan Dioda Zener dasar teori dioda zener,teori zener,karakteristik zener,defini dioda zener,sioda zener,fungsi dioda zener,daerah breakdown zener,tegangan zener,rumus zener,rangkaian dasar stabilizer tegangan,rangkaian dasar zener,pembatas tegangan,arus maksimum zener,pengertian zener Pada dioda zener terdapat nilai Izm (Arus zener maksimum) yang telah ditentukan ooleh pabrik dan arus zener tidak boleh melebihi Izm tersebut, karena akan mengakibatkan kerusakan pada dioda zener. RS adalah hambatan yang berfungsi sebagai pembatas arus untuk rangkaian stabilizer tegangan. Apabila tegangan Vi lebih tinggi dari Vz dan RL lebih besar dari RL minimum maka fungsi dari stabilizer tegangan pada dioda zener dapat bekerja, oleh karena itu RL harus lebih besar dari RLmin. RLmin dapat ditentukan pada saat VL = Vz sebagai berikut. RL_{min}=\frac{Rs.Vz}{Vi-Vz} Nilai RLmin ini akan menjamin dioda zener bekerja secara konsisten. Bila zener sudah bekerja, berarti VL = Vz = konstan, dan dengan menganggap Vi tetap maka turun tegangan pada RS (VR) juga tetap, yaitu : Vr=Vi-Vz Sehingga arus yang mengalir pada RS dapat diketahui dengan : IR=\frac{Vr}{Rs} Dan arus yang mengalir pada dioda zener dapat ditentukan dengan : Iz=IR-IL Arus pada dioda zener (Iz) tidak boleh melebihi nilai Izm yang telah ditentukan pabrik, untuk membatasi arus zener ini dapat mengatur nilai RS dengan rumusan diatas.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/dioda-zener/
Copyright © Elektronika Dasar
Bila kita menghubungkan sebuah dioda seri dengan sebuah sumber tegangan DC sehingga dioda mengalami bias maju (forward bias), tegangan dioda akan cenderung konstan walaupun tegangan power supplynya dinaikkan terus seperti pada gambar 1a.
Arus yang mengalir pada dioda yang bias maju, proporsional dengan pangkat tegangan. Karena linier atau proposrional dengan pangkat tegangan, maka sedikit saja kenaikan tegangan dioda pada saat bias maju, arus yang mengalir cenderung naik lebih besar. Atau dengan kata lain, kenaikan arus dioda yang sangat besar tidak terlalu mempengaruhi tegangan dioda. Rangkaian pada gambar 1a, arus dioda dioda ditentukan oleh tegangan power supply, resistansi resistor, dan tegangan on dioda (untuk dioda silikon sebesar 0.7 V). Pada saat tegangan power supply dinaikkan, maka tegangan resistor juga naik dalam jumlah yang hampir sama, sedangkan tegangan dioda hanya naik sedikit saja. Begitu juga apabila kita mengurangi tegangan power supply, maka tegangan dioda berkurang sedikit saja. Kesimpulannya, dioda pada rangkaian gambar 1a berfungsi sebagai regulator tegangan karena tegangan dioda tersebut cenderung konstan sebesar 0.7 V walaupun tegangan power supply diubah-ubah.
Sifat regulator tegangan pada dioda ini bisa dimanfaatkan. Misalkan kita membutuhkan tegangan 7 V yang bernilai konstan. Tetapi kita memiliki baterai 11.7 V yang nilai tegangannya semakin mengecil apabila baterai tersebut sering dipakai. Tetapi karena sebuah dioda silikon hanya bisa meregulasi tegangan hanya sekitar 0.7 V, maka setidaknya kita membutuhkan 10 buah dioda silikon yang dirangkai seri untuk mendapatkan tegangan 7 V teregulasi ini (10 x 0.7 V = 7V), seperti ditunjukkan pada gambar 1b.


regulasi tegangan dioda silikon
Gambar 1 Dioda silikon digunakan sebagai regulator tegangan. (a) Sebuah dioda silikon hanya bisa meregulasi tegangan sebesar 0.7 V. (b) 10 buah dioda silikon bisa meregulasi tegangan 7 V.

Selama baterai  11.7 V yang digunakan tegangannya tidak kurang dari 7 V, maka output dari 10 dioda itu akan tetap bernilai 7 V.
Apabila kita perlu meregulasi tegangan yang lebih tinggi lagi, maka kita bisa mendapatkannya dengan menggunakan dioda silikon yang lebih banyak lagi, tentu saja ini tidak praktis. Metode lain yang bisa kita lakukan adalah dengan memanfaatkan tegangan balik breakdown dari dioda. Pada saat dioda mengalami bias terbalik (reverse bias), maka dioda tidak akan mengalirkan arus listrik. Namun, ada batasan tegangan yang bisa ditahan oleh dioda. Apabila tegangan balik terus dinaikkan, maka dioda yang seharusnya tidak menghantarkan arus, karena terlalu besarnya tegangan balik, dioda mengalami break down (jebol) sehingga bisa mengalirkan arus walaupun kondisinya bias terbalik.Tegangan balik breakdown untuk dioda silikon yang umum dipakai adalah sekitar 100 V. Kita bisa meregulasi tegangan 100 V, dengan memanfaatkan tegangan balik breakdown ini speerti ditunjukkan pada gambar 2a. Perhatikan penempatan dioda silikon pada gambar 2a. Dioda tersebut dikondisikan agar mengalami bias terbalik (reverse bias).
Tegangan balik breakdown untuk dioda silikon sekitar 100 V digunakan untuk meregulasi tegangan. (b) simbol dioda zener
Tegangan balik breakdown untuk dioda silikon sekitar 100 V digunakan untuk meregulasi tegangan. (b) simbol dioda zener
Gambar 2 (a) Tegangan balik breakdown untuk dioda silikon sekitar 100 V digunakan untuk meregulasi tegangan. (b) simbol dioda zener
 
Sayangnya, kita tidak mungkin menggunakan sifat tegangan breakdown ini, karena dioda silikon yang sudah terlanjur mengalami breakdown pasti mengalami kerusakan. Tetapi anda tidak perlu khawatir karena sudah ada dioda khusus yang digunakan untuk meregulasi tegangan berdasarkan prinsip tegangan breakdown. Dioda khusus ini disubut dioda zener. Simbol dari dioda zener ditunjukkan pada gambar 2b.
Ketika mengalami bias maju (forward bias), dioda zener juga memiliki sifat seperti dioda pada umumnya, ia akan mengalirkan arus dan memiliki tegangan sekitar 0.7 V. Begitu juga pada saat diberi tegangan balik, dioda zener akan mengalami bias terbalik (reverse bias) dan tidak akan mengalirkan arus kecuali tegangan balik tersebut mencapai tegangan breakdown maka dioda zener dapat menghantarkan arus listrik dalam mode bias terbalik. Tegangan breakdown pada dioda zener disebut dengan tegangan zener. Tidak seperti dioda biasa yang mengalami kerusakan apabila mencapai tegangan breakdown nya, dioda zener tidak akan rusak pada saat mengalami breakdown karena dioda ini memang khusus digunakan supaya mengalami breakdown. Dioda zener bisa rusak apabila daya yang diserap dioda zener tersebut melebihi ambang batas maksimumnya.
Pabrikan memproduksi dioda zener dengan rating tegangan zener yang sangat bervariasi mulai dari beberapa volt hingga ratusan volt. Parameter dari dioda zener ini dipengaruhi oleh suhu. Sama seperti resistor karbon, dioda zener memiliki error 5% hingga 10% dari spesifikasi yang telah ditentukan oleh pabrik. Namun, dioda zener memiliki stabilitas dan akurasi yang tinggi sehingga cukup baik untuk digunakan sebagai regulator tegangan pada rangkaian power supply yang umum seperti pada gambar 3.


contoh dioda zener
Gambar 3 Dioda zener pada rangkaian regulator. Dioda ini memiliki tegangan zener sebesar 12.6 V

Coba perhatikan peletakan orientasi dioda zener tersebut dalam gambar 3. Dioda pada rangkaian tersebut mengalami bias terbalik, dan begitulah pemakaian dioda zener yang seharusnya.Apabila kita meletakkan orientasi dari dioda zener pada posisi yang “normal”, maka dioda zener tersebut mengalami bias maju (forward bias) dan tegangan dioda tersebut sebesar 0. 7 V seperti jenis dioda pada umumnya. Apabila kita ingin memanfaatkan tegangan breakdown (tegangan zener) dari dioda ini, maka kita harus menggunakannya dalam mode bias terbalik (reverse bias). Selama tegangan power supply lebih besar dari tegangan zenernya (pada contoh gambar 3, dioda zener memiliki tegangan zener sebesar 12.6 V), maka tegangan pada dioda zener akan cenderung konstan sebesar 12.6 V.
Sama seperti komponen semikonduktor lainnya, dioda zener sensitif terhadap suhu. Temperatur yang berlebihan dapat merusak dioda zener dan karena dioda zener memiliki tegangan dan arus, maka dioda zener memiliki dissipasi daya yaitu sebesar P = VI. Oleh karena itu, pada saat mendisain rangkaian yang menggunakan dioda zener, kita harus memastikan bahwa dissipasi daya dioda zener tersebut tidak melebihi ambang batasnya. Ada hal yang unik, dioda zener yang mengalami kerusakan akibat dissipasi daya yang berlebihan  akan menjadi short circuit, bukan menjadi open circuit. Dioda zener yang mengalami kerusakan seperti ini, tegangan bias nya sama dengan nol volt baik itu pada saat bias maju maupun bias terbalik.
Mari kita menganalisa rangkaian regulator dioda zener ini secara matematis. Dalam contoh ini, kita menggunakan dioda zener dengan tegangan zener sebesar 12.6 V, tegangan power supply sebesar 45 V, dan sebuah resistor seri sebesar 1 kΩ. Rangkaian dioda zener sederhana ditunjukkan pada gambar 4a.
Apabila tegangagn dioda zener sebesar 12.5 V dan tegangan power supply sebesar 45 V, maka tegangan resistor adalah 45 V – 12.6 V = 32.4 V. Maka arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut, sebesar 32.4V/1kΩ = 32.4 mA (gambar 4b).
Regulator dioda zener dengan resistor 1 kΩ. (b) Menghitung tegangan dan arus
(a) Regulator dioda zener dengan resistor 1 kΩ. (b) Menghitung tegangan dan arus
Gambar 4 (a) Regulator dioda zener dengan resistor 1 kΩ. (b) Menghitung tegangan dan arus

Daya dapat dihitung dengan mengalikan tegangan dengan arus (P = VI), sehingga kita bisa menghitung dissipasi daya pada resistor dan dioda zener dengan mudah
Presistor = (32.4 mA) (32.4 V) = 1.0498 W
Pdioda = (32.4 mA) (12.6 V) = 408.24 mW
Sebuah dioda zener dengan rating daya 0.5 W bisa digunakan pada rangkaian ini, sedangkan rating daya resistornya adalah 1.5 W atau 2 W.
Apabila penggunaan dioda zener dibatasi oleh dissipasi daya maksimum, lalu mengapa tidak membuat rangkaian dioda zener dengan daya yang sangat minimum saja? Yaitu dengan cara memakan resistor yang memiliki resistansi yang sangat besar sehingga arus yang mengalir dalam rangkaian menjadi kecil. Karena arus mengecil, maka dissipasi daya pada dioda zener juga lebih kecil. Mari kita lakukan percobaan ini. Kita perbesar ukuran resistor menjadi 100 kΩ. Kita gunakan rangkaian yang sama seperti pada gambar 4, hanya saja resistornya diperbesar hingga 100 kΩ. Maka rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 5.
Rangkaian regulator zener dengan resistor seri 100 kΩ
Rangkaian regulator zener dengan resistor seri 100 kΩ
Gambar 5 Rangkaian regulator zener dengan resistor seri 100 kΩ

Sekarang arus yang mengalir dalam rangkaian menjadi seperseratus dari rangkaian sebelumnya yaitu 324 μA (arus pada rangkaian sebelumnya sebesar 32.4 mA). Sedakarang dissipasi dayanya 100 kali lebih kecil dari sebelumnya
Presistor = (324 μA) (32.4 V) = 10.498 mW
Pdioda = (324 μA) (12.6 V) = 4.0824 mW
Sekarang dissipasi daya pada masing-masing komponen menjadi lebih kecil. Sehingga suhu pada dioda dan resistor menjadi lebih dingin karena dissipasi dayanya berkurang. Tetapi sayangnya, ada masalah lain yang muncul. Ingat bahwa fungsi dari rangkaian regulator adalah menghasilkan tegangan yang stabil  untuk menyuplai rangkaian lainnya. Dengan kata lain, tujuan kita adalah menyuplai daya ke suatu rangkaian pada tegangan 12.6 V, berapapun arus yang diminta oleh rangkaian tersebut, tegangannya tidak drop dan harus tetap 12.6 V. Kita kembali pada rangkaian awal yaitu rangkaian pada gambar 4. Rangkaian regulator tersebut akan digunakan untuk menyuplai suatu beban yang memiliki resistansi sebesar 500 Ω dan dirangkai paralel dengan dioda zener seperti ditunjukkan pada gambar 6.
Regulator zener dengan resistor seri 1 kΩ dan beban 500 Ω
Regulator zener dengan resistor seri 1 kΩ dan beban 500 Ω
Gambar 6 Regulator zener dengan resistor seri 1 kΩ dan beban 500 Ω.

Apabila tegangan dari regulator dipertahankan pada level 12.6 V untuk menyuplai beban berupa resistor 500 Ω, maka beban tersebut akan meminta arus sebesar 12.6 V / 500 Ω = 25.2 mA. Tegangan resistor sebesar 45 V – 12.6 V = 32.4 V. Berarti arus yang mengalir dalam rangkaian sebesar 32.4 mA. Karena arus yang disuplai oleh sumber tegangan sebesar 32.4 mA, sedangkan arus yang diminta oleh beban sebesar 25.2 mA, maka masih ada kelebihan arus yaitu arus yang mengalir ke dioda zener sebesar 32.4 mA – 25.2 mA = 7.2 mA.
Sekarang mari kita analisa rangkaian dioda zener yang “lebih irit”, yaitu rangkaian dioda zener yang memiliki resistansi sebesar 100 kΩ. Rangkaian regulator tersebut juga akan digunakan untuk menyuplai energi pada beban berupa resistor sebesar 500 Ω seperti ditunjukkan pada gambar 7. Harapan kita, rangkaian regulator ini dapat menghasilkan tegangan yang konstan sebesar 12.6 V. Nanti kita akan mengetahui bahwa rangkaian pada gambar 7 ini gagal dalam meregulasi tegangan.
Dioda zener yang gagal untuk meregulasi tegangan pada suatu beban
Dioda zener yang gagal untuk meregulasi tegangan pada suatu beban
Gambar 7 Dioda zener yang gagal untuk meregulasi tegangan pada suatu beban
 
Dengan menggunakan resistor yang berukuran 100 kali lebih besar yaitu 100 kΩ, maka tegangan pada beban resistor 500 Ω hanya sebesar 224 mV, sangat jauh dari yang diharapkan yaitu 12.6 V. Apabila tegangan pada beban sebesar 12.6 V, maka arus yang mengalir pada beban sebesar 25.2 mA seperti pada contoh rangkaian sebelumnya. Pada kondisi ini, dioda zener menjadi off dan diganti dengan open circuit.
Untuk lebih mempermudah, mari kita analisa rangkaian ini tanpa menyertakan dioda zener seperti ditunjukkan pada gambar 8. Karena dirangkai seri, maka resistansi total dari kedua resistor tersebut sebesar 100.5 kΩ. Dengan menggunakan hukum Ohm, maka kita bisa menghitung arus dalam rangkaian tersebut yaitu sebesar 45 V/100.5 kΩ = 447.76 μA. Arus yang mengalir pada tiap komponen memiliki nilai yang sama karena dirangkai seri. Maka tegangan pada resistor beban, 500 Ω, sebesar 224 mV. Karena dioda zener dirangkai paralel dengan resistr beban, maka tegangan resistor sama dengan tegangan dioda zener yaitu sebesar 224 mV. Tegangan ini tentu saja terlalu rendah dan dioda zener tidak bisa aktif. Agar dioda zener bisa aktif, tegangan minimumnya adalah 12.6 V.
Rangkaian tanpa regulator dioda zener
Rangkaian tanpa regulator dioda zener
Gambar 8 Rangkaian tanpa regulator dioda zener
 
Berikut ini tabel yang menunjukkan daftar dioda zener dengan rating tegangan zener dan dissipasi daya maksimum yang tersedia di pasaran.
Tabel 1 Dioda zener dengan rating tegangan zener yang tersedia di pasaran

Dioda zener dengan rating tegangan zener yang tersedia di pasaran
Dioda zener dengan rating tegangan zener yang tersedia di pasaran

sumber:http://elkaasik.com/prinsip-kerja-dioda-zener



Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang memiliki sisi exsklusif pada daerah breakdownnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai stabilizer atau pembatas tegangan. Struktur dioda zener hampir sama dengan dioda pada umumnya, hanya konsentrasi doping saja yang berbeda. Kurva karakteristik dioda zener juga sama seperti dioda pada umumnya, namun pada daerah breakdown dimana pada saat bias mundur mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik dengan cepat seperti pada gambar karakteristik dioda zener dibawah. Daerah breakdown inilah yang menjadi referensi untuk penerapan dari dioda zener. Sedangkan pada dioda biasa daerah breakdown meru[pakan daerah kritis yang harus dihindari dan tidak diperbolehkan pemberian tegangan mundur sampai pada daerah breakdown, karena bisa merusak dioda biasa. Gambar Kurva karakteristik Dioda Zener dasar teori dioda zener,teori zener,karakteristik zener,defini dioda zener,sioda zener,fungsi dioda zener,daerah breakdown zener,tegangan zener,rumus zener,rangkaian dasar stabilizer tegangan,rangkaian dasar zener,pembatas tegangan,arus maksimum zener,pengertian zener Titik breakdown dari suatu dioda zener dapat dikontrol dengan memvariasi konsentrasi doping. Konsentrasi doping yang tinggi, akan meningkatkan jumlah pengotoran sehingga tegangan zenernya (Vz) akan kecil. Demikian juga sebaliknya, dengan konsentrasi doping yang rendah diperoleh Vz yang tinggi. Pada umumnya dioda zener dipasaran tersedia mulai dari Vz 1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari ¼ hingga 50 W. Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai regulator atau stabilizer tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan dioda zener dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini dapat berfungsi dengan baik sebagai stabilizer tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu dengan memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari tegangan dioda zener (Vz). Rangkaian Dasar Stabilizer Dengan Dioda Zener dasar teori dioda zener,teori zener,karakteristik zener,defini dioda zener,sioda zener,fungsi dioda zener,daerah breakdown zener,tegangan zener,rumus zener,rangkaian dasar stabilizer tegangan,rangkaian dasar zener,pembatas tegangan,arus maksimum zener,pengertian zener Pada dioda zener terdapat nilai Izm (Arus zener maksimum) yang telah ditentukan ooleh pabrik dan arus zener tidak boleh melebihi Izm tersebut, karena akan mengakibatkan kerusakan pada dioda zener. RS adalah hambatan yang berfungsi sebagai pembatas arus untuk rangkaian stabilizer tegangan. Apabila tegangan Vi lebih tinggi dari Vz dan RL lebih besar dari RL minimum maka fungsi dari stabilizer tegangan pada dioda zener dapat bekerja, oleh karena itu RL harus lebih besar dari RLmin. RLmin dapat ditentukan pada saat VL = Vz sebagai berikut. RL_{min}=\frac{Rs.Vz}{Vi-Vz} Nilai RLmin ini akan menjamin dioda zener bekerja secara konsisten. Bila zener sudah bekerja, berarti VL = Vz = konstan, dan dengan menganggap Vi tetap maka turun tegangan pada RS (VR) juga tetap, yaitu : Vr=Vi-Vz Sehingga arus yang mengalir pada RS dapat diketahui dengan : IR=\frac{Vr}{Rs} Dan arus yang mengalir pada dioda zener dapat ditentukan dengan : Iz=IR-IL Arus pada dioda zener (Iz) tidak boleh melebihi nilai Izm yang telah ditentukan pabrik, untuk membatasi arus zener ini dapat mengatur nilai RS dengan rumusan diatas.

Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/dioda-zener/
Copyright © Elektronika Das

Pengertian Dioda Jenis Dioda Fungsi Dioda Karakteristik Dioda

Pengertian Dioda Jenis Dioda Fungsi Dioda Karakteristik Dioda
Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda sebenarnya tidak memiliki karakter yang sempurna, melainkan memiliki karakter yang berhubungan dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter penggunaannya.
Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker dan tabung hampa. Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan semikonduktor, contohnya : Silikon dan Germanium. Di karenakan pengembangannya yang dilakukan secara terpisah, dioda kristal (semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan dioda termionik. Dioda termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873, sedangkan dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun.

Gambar Tentang Pengertian Dioda

Pengertian Dioda
Pengertian Dioda Termionik adalah piranti katub yang merupakan susunan elektroda di dalam sampul gelas. Bentuk pertama kali dari dioda termionik hampir sama dengan bola lampu pijar. Di dalam katub dioda termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas secara tidak langsung memanaskan katoda. Elektroda internal lainnya dilapisi dengan campuran barium dan strontium oksida yang merupakan oksida dari logam alkali tanah. Dari kegiatan tersebut menghasilkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Walaupun demikian, elektron tidak dapat di pancarkan dengan mudah ke permukaan anoda yang tidak terpanasi ketika polaritas tegangan di balik.
Pengertian Dioda Semikondutor sebagian besar terdapat pada teknologi pertemuan P-N semikonduktor. Dioda P-N terdapat arus yang mengalir dari sisi Tipe-P (anoda) menuju sisi Tipe-N (katoda), akan tetapi tidak dapat mengalir ke arah sebaliknya. Dioda semikonduktor memiliki tipe lain yaitu dioda schottky yang di bentuk dari pertemuan antara logam dan semikonduktor sebagai ganti dari pertemuan P-N konvensional.
sumber:http://komponenelektronika.biz

Pengertian Dioda

   Dioda merupakan salah satu jenis komponen elektronika aktif yang berfungsi sebagai penyearah.
Dioda terbuat dari bahan semi konduktor jenis silikon dan germanium.
   Dioda disusunmenggunakan semikonduktor jenis "p"sebagai kutub positif dan semikonduktor jenis "n" sebagai kutub negatif.
Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Karakteristik Dioda
   Dioda merupakan komponen aktif, arus yang mengalir masuk melalui kaki P ke kaki N akan diteruskan jika tegangan listrik yang dimasukkan pada dioda berbahan silikon minimal 0,7volt dan pada dioda berbahan germanium minimal 0,3volt.
   Fungsi dioda yang lain adalah bisa sebagai sakelar dalam rentang tegangan yang rendah. Salah satu contoh adalah dioda jenis silikon, jika tegangan kurang dari 0,7volt, tegangan tidak akan diteruskan dan jika tegangan masuk lebih besar dari 0,7volt maka tegangan akan diteruskan.



Macam-macam diode

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Simbol Dioda
Secara mendasar dioda ada beberapa jenis , antara lain adalah:
1. Dioda penyearah,
2. Dioda Zener,
3. Dioda Foto

Selanjutnya akan kita bahas satu persatu macam-macam dioda diatas

1. Dioda Penyearah

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Dioda penyearah
   Arus akan diteruskan jika arus listrik yang melewati searah dengan arah dioda yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah dan tegangan bernilai lebih besar dari tegangan minimum dioda.
Namun jika dioda dipasang kebalikkannya dengan arus listrik maka dioda akan menjadi penghambat.
Kapasitas dioda memiliki batas, sehingga jika tegangan di sambungkan pada "n" jauh lebih besar dari tegangan yang disambungkan pada "p" kemungkinan dioda akan breakdown karena tidak mampu menahan aliran listrik.
Contoh pemakaian dioda searah adalah antara lain pada rangkaian penyearah arus listrik bolak-balik pada transformator, dan pencegah arus balik pada rangkaian elektronika.

2. Dioda Zener

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Zener Dioda
Pada prinsipnya adalah sama dengan dioda biasa, namun jika pada dioda biasa breakdown terjadi pada saat tegangan mencapai ratusan volt, pada dioda zener breakdown dapat terjadi pada saat tegangan hanya mencapai puluhan atau bahkan satuan volt saja.
Pada dioda biasa bekerja dengan bias maju, sedangkan pada dioda zener bekerja dengan bias mundur.






3. Light Emitting Diode (LED)

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
LED
Prinsipnya sebuah LED adalah merubah energi listrik menjadi cahaya jika diberi input tegangan maju (forward bias).
Banyak warna yang disediakan dari komponen ini seperti warna merah, kuning, dan hijau. Pada dasarnya semua jenis warna dapat dihasilkan tetapi harga LED akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien.





4. Laser Dioda

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Laser Dioda
Komponen ini merupakan sebuah semikonduktor yang radiasinya bersifat koheren ( gelombang dengan frekwensi dan amplitudo yang sama dengan beda fase yang tetap) pada daerah sepanjang panjang gelombang cahaya kelihatan sebagai infra merah.
Bahan dasar laser ini adalah dioda, dengan bentuk fisik yang bisa diminimalkan, tidak seperti bentuk laser yang lain.
Jaringan serat optik menggunakan teknologi sinar laser sebagai pengantaran signal, dan juga dapat ditemukan pada Compact Disc (CD/DVD) dan mouse pada komputer.
sumber:http://www.chogwang.com/2014/10/dioda-jenis-fungsi-dan-karakternya.html
 

Contoh Kata Pengantar Laporan Prakerin

Pada kesempatan di pagi kali ini saya akan membagikan contoh kata pengantar yang baik untuk laporan prakerin yang banyak sobat yang masih bi...